Siapa yang tidak mengenal Bulpoint atau orang jawa menyebutnya pulpen. tapi bila saya searching di google ternyata ejaan saya juga salah. ejaan di google Ballpoint . itulah Indonesia walau kita punya bermacam-macam sebutan untuk satu jenis alat. tapi kita tetap satu berbangsa, bertanah air, dan bertumpah darah Indonesia. :D
Artikel kali ini saya akan membahas mengenai sejarah Bulpoint atau orang jawa sering menyebutnya dengan Pulpen, mungkin memang kita tahu benar bagaimana bentuk bulpoint. dan bagaimana cara penggunaan bulpoint tersebut. tapi pernahkah terpikir sebelumnya? bagaimana sejarah Bulpoint sebenarnya? bagaimana Alat tulis permanent ini di buat sebelumnya? di sini mari kita akan membahas tentang sejarah bulpoint.
Hitory of Ballpoint
Pena atau
pulpen atau ballpoint berawal vulve ( Bahasa belanda ) yg artinya alat tulis.
berupa mata pena berujung tajam yang dilengkapi pegangan berisi kantong tinta
yang bisa diisi kembali. Tinta berbasis air diisi melalui mata pena dengan mekanisme
penyedot yang memasukkan tinta dari botol tinta ke dalam kamar tinta.
Berbeda
dengan bolpen, pulpen tidak perlu ditekan ketika menulis. Tinta mengalir dari
kamar tinta ke mata pena dengan bantuan kapilaritas dan gravitasi. Pertama kali
pulpen / pena/ ballpoint bentuknya dilengkapi dengan kantong tinta berasal dari
abad ke-10 M. Pada 953, khalifah Ma’Äd al-Mu’izz dari Mesir menginginkan pena
yang tidak mengotori tangan dan bajunya dengan tinta. Ia diberi pena yang
dilengkapi penyimpanan tinta, dan tintanya mengalir ke mata pena dengan bantuan
kapilaritas dan gravitasi.
Pada tahun
1696 serorang kebangsaan Jerman, Daniel Schwenter membuat pena dengan ujung
bulu dan Pada 25 Mei 1827, penemu berkebangsaan Rumania, Petrache Poenaru
menerima paten di Perancis untuk ciptaannya berupa pulpen pertama dengan
kartrij yang bisa diganti. Desain pulpen memungkinkan orang menulis dengan
lancar tanpa tinta tumpah atau kertas robek. Sejak 1850-an, berbagai paten yang
berkaitan dengan pulpen diajukan, dan produksi pulpen terus meningkat. Walaupun
demikian, pulpen baru menjadi alat tulis yang populer setelah ditemukannya mata
pena dari emas berujung iridium, karet keras, dan tinta yang mengalir lancar.
Pada 1880
s/d 1920-an pulpen merk Waterman, produksi Amerika Serikat merajai pangsa pasar
pulpen dan Wirt asal Bloomsburg, Pennsylvania urutan kedua. Pada waktu itu,
sebagian besar pulpen diisi dengan membuka bagian pemegang tinta, dan
meneteskan tinta ke dalam kamar tinta dengan memakai penetes mata (pipet). Cara
pengisian tinta seperti ini sulit dan tidak rapi. Selain itu, tinta bocor ke
bagian tutup atau di bagian sambungan dengan kamar tinta. Setelah bahan yang
sesuai untuk membuat pulpen sudah ditemukan, masalah yang tersisa adalah sistem
pengisian tinta yang sederhana, mudah, dan antibocor.
Pulpen yang
dapat diisi tanpa harus membuka kamar tinta ditemukan sekitar awal abad ke-20,
antara lain berkat penemuan A. A. Waterman, Walter A. Sheaffer, dan Parker. Di
Eropa, pemasok asal Jerman yang dikenal dengan nama Pelikan, memperkenalkan
pulpen pertama mereka pada tahun 1929. Pelikan sebelumnya membeli paten untuk
pulpen dengan tinta padat dari pabrik Slavoljub Penkala di Kroasia (dipatenkan
tahun 1907 dan mulai diproduksi massal sejak 1911), dan paten pengisi tinta
model piston dari Theodor Kovacs asal Hongaria.
Pulpen mulai
diproduksi dalam aneka warna dan model setelah seluloida secara bertahap
menggantikan karet sebagai bahan pemegang pulpen. Duofold dan Vacumatic dari
Parker, serta Pelikan 100 adalah model-model pulpen yang populer pada masa-masa
antara Perang Dunia I dan Perang Dunia II.
Walaupun
sudah ditemukan bolpen, pulpen masih sangat populer antara 1940-an dan 1950-an.
Bolpen masih mahal, dan tinta masih sering bocor atau macet, sedangkan
teknologi tinta sudah matang dan diproduksi massal. Model-model yang populer
pada 1950-an adalah Parker 51, Snorkel dari Sheaffer, dan Skyline dari
Eversharp.
Pada
1960-an, teknologi bolpen semakin maju dan mulai menggantikan pulpen untuk
penggunaan sehari-hari. Kini, produsen pulpen yang masih bertahan,
terutamaMontblanc dan Pelikan lebih mempromosikan pulpen sebagai benda koleksi
dan simbol status daripada alat tulis sehari-hari.
0 komentar:
Posting Komentar